Rabu, 06 Juli 2011

Wanita Berkarir, Pentingkah?

Wanita. Satu kata yang yang terpintas dalam benak kita adalah seseorang yang bekerja didapur, mengurusi rumah tangga. Seperti itulah kodrat wanita bagi sebagian pendapat orang. Banyak juga masyarakat berpendapat bahwa pendidikan yang tinggi tak mempengaruhi status wanita dalam kehidupan ini. Mereka hanya sebagai pendamping dan pelayan suami. Namun, anggapan itu salah adanya. Wanita adalah sosok yang kuat dan berwibawa. Mereka patut mendapatkan penghargaan dan memperoleh kesetaraan tingkat oleh para pria. Mereka patut di perhitungkan dan menjadikan dirinya sebagai orang yang berjasa bagi hidup kita.

Memang benar adanya didalam Al-Quran, Allah SWT menciptakan segalanya berpasang-pasangan. Misalnya saja penciptaan Pria dan Wanita yang pertama yaitu Nabi Adam dan Siti Hawa. Dari sini diketahui bahwa wanita juga memiliki peranan penting dalam kehidupan kita. Kebanyakan dalam kehidupan berkeluarga, wanita biasanya sebagai pengatur keuangan yang teliti dan cerdik. Mereka juga bahkan berkarir sama halnya yang dilakukan oleh suaminya. Wanita juga kadang harus melawan bahaya dalam pekerjaannya. Itu juga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun ada juga penyimpangan yang terjadi ketika wanita yang mencoba untuk berkarir menjadi mederita ketika dihadapkan masalah-masalah yang sudah menganggu kodratnya sebagai cucu hawa. Lebih-lebih, ketika mereka sudah berkarir, kekerasan pun tak ayal mereka dapatkan. Oleh karena itu, wanita sangatlah memberikan gambaran tentang pentingnya peranan mereka dalam kehidupan ini.

Dalam berkeluarga, wanita dianggap sebagai pengatur keuangan yang telilti dan cerdik. Yang dimaksudkan disini adalah bahwa wanita handal dalam mengelola aliran pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam rumah tangga. Namun biasanya, wanita yang mampu mengatur keuangan dalam kehidupan rumah tangganya kebanyakan adalah wanita yang berkarir. Mereka mampu melakukannya karena mereka juga merasakan bagaimana berkarir atau bekerja seperti pasangan (suami) mereka. Misalnya saja, seorang wanita yang bekerja sebagai guru dan suaminya juga bekerja sebagai dosen disalah satu universitas. Maka disini, sang wanita akan merasakan perasaan yang sama yang dirasakan oleh suaminya. Dari sinilah wanita akan menjadi pemikir yang baik untuk menunjang kehidupan keluarganya. Itu dikarenakan mereka memiliki kepekaan rasa yang tinggi. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri juga bahwa wanita yang berstatus sebagai ibu rumah tangga juga handal dalam mengatur keuangan bukan hanya yang berkarir saja.
Sudah sering terlihat bahwa wanita juga sering bekerja melawan bahaya demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Tidak semua wanita Indonesia yang bekerja di institusi pemerintah ataupun swasta. Kita pernah melihat mereka bekerja melawan bahaya, demi menghidupi anak-anaknya. Berapa banyak wanita yang menjadi pemulung di Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Mereka sedang melawan bahaya yaitu udara yang penuh dengan bakteri dan juga penyakit. Namun, apa mau dikata apabila mereka tidak bekerja seperti itu maka tak ayal mereka harus mengencangkan sabuk untuk menahan rasa lapar yang melilit. Dan banyak lagi pekerjaan-pekerjaan yang ekstrim dari wanita yang bisa membahayakan hidupnya. Maka dari itu, wania sudah sewajarnya mendapat perlakuan yang layak. Dan kita bisa bercermin dari contoh di atas, bahwa wanita adalah sosok yang benar-benar berperan dalam kehidupan ini.

Saking ayiknya, bekerja ataupun berkarir, terkadang wanita mendapatkan perlakuan kekrasan dan juga penyimpangan oleh kalangan tertentu. Penyimpangan itupun sering terjadi pada mereka. Pemerkosaan,pelecehan seksual dan juga kekerasan fisik. Seperti halnya, yang terjadi pada Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja diluar negeri. Mereka diperlakuakn bukan layaknya seperti manusia oleh para majikannya. Bahkan,ada yang sampai dibunuh. Bukankah itu sangat tidak manusiawi? Mereka bekerja di negeri ‘orang’ bukan untuk disiksa namun untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka yang ada di negeri asal mereka, Indonesia tercinta. Namun, nasib tinggallah nasib. Maka disini diperlukan perhatian dari semua kalangan agar menjaga keselamatan dan kenyamanan para wanita yang bekerja baik yang berkarir didalam ataupun diluar negeri.

Oleh karena itu, peranan wanita sangatlah penting bagi kehidupan ini. Mereka memiliki ketelitian dan kecerdikan dalam mengelola kehidupan berkeluarga. Mereka juga rela melawan bahaya demi mencari sesuap nasi demi membantu untuk mencari nafkah sang suami. Tak ayal mereka harus berjuang seperti itu demi melawan kerasnya dunia ini. Namun, ada juga wanita yang harus bekerja diluar negeri yang sangatlah rentan dengan perlakuan keras dari para pelaku yang tidak manusiawi yang tidak memperlakukan wanita sebagaimana mestinya. Semua hal yang terangkum diatas, dapat dikatakan bahwa selain memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, wanita juga menjadi pahlawan yang penuh kesetiaan demi melanjutkan hidup ini. Semoga raihan titel pahlawan terhadap wanita menjadikan mereka lebih baik dalam berkarya dan terus berkarir dalam menapaki tangga kehidupan yang kian hari kian menanjak.

Wanita Berkarir, Pentingkah?

Wanita. Satu kata yang yang terpintas dalam benak kita adalah seseorang yang bekerja didapur, mengurusi rumah tangga. Seperti itulah kodrat wanita bagi sebagian pendapat orang. Banyak juga masyarakat berpendapat bahwa pendidikan yang tinggi tak mempengaruhi status wanita dalam kehidupan ini. Mereka hanya sebagai pendamping dan pelayan suami. Namun, anggapan itu salah adanya. Wanita adalah sosok yang kuat dan berwibawa. Mereka patut mendapatkan penghargaan dan memperoleh kesetaraan tingkat oleh para pria. Mereka patut di perhitungkan dan menjadikan dirinya sebagai orang yang berjasa bagi hidup kita.
Memang benar adanya didalam Al-Quran, Allah SWT menciptakan segalanya berpasang-pasangan. Misalnya saja penciptaan Pria dan Wanita yang pertama yaitu Nabi Adam dan Siti Hawa. Dari sini diketahui bahwa wanita juga memiliki peranan penting dalam kehidupan kita. Kebanyakan dalam kehidupan berkeluarga, wanita biasanya sebagai pengatur keuangan yang teliti dan cerdik. Mereka juga bahkan berkarir sama halnya yang dilakukan oleh suaminya. Wanita juga kadang harus melawan bahaya dalam pekerjaannya. Itu juga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun ada juga penyimpangan yang terjadi ketika wanita yang mencoba untuk berkarir menjadi mederita ketika dihadapkan masalah-masalah yang sudah menganggu kodratnya sebagai cucu hawa. Lebih-lebih, ketika mereka sudah berkarir, kekerasan pun tak ayal mereka dapatkan. Oleh karena itu, wanita sangatlah memberikan gambaran tentang pentingnya peranan mereka dalam kehidupan ini.
Dalam berkeluarga, wanita dianggap sebagai pengatur keuangan yang telilti dan cerdik. Yang dimaksudkan disini adalah bahwa wanita handal dalam mengelola aliran pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam rumah tangga. Namun biasanya, wanita yang mampu mengatur keuangan dalam kehidupan rumah tangganya kebanyakan adalah wanita yang berkarir. Mereka mampu melakukannya karena mereka juga merasakan bagaimana berkarir atau bekerja seperti pasangan (suami) mereka. Misalnya saja, seorang wanita yang bekerja sebagai guru dan suaminya juga bekerja sebagai dosen disalah satu universitas. Maka disini, sang wanita akan merasakan perasaan yang sama yang dirasakan oleh suaminya. Dari sinilah wanita akan menjadi pemikir yang baik untuk menunjang kehidupan keluarganya. Itu dikarenakan mereka memiliki kepekaan rasa yang tinggi. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri juga bahwa wanita yang berstatus sebagai ibu rumah tangga juga handal dalam mengatur keuangan bukan hanya yang berkarir saja.
Sudah sering terlihat bahwa wanita juga sering bekerja melawan bahaya demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Tidak semua wanita Indonesia yang bekerja di institusi pemerintah ataupun swasta. Kita pernah melihat mereka bekerja melawan bahaya, demi menghidupi anak-anaknya. Berapa banyak wanita yang menjadi pemulung di Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Mereka sedang melawan bahaya yaitu udara yang penuh dengan bakteri dan juga penyakit. Namun, apa mau dikata apabila mereka tidak bekerja seperti itu maka tak ayal mereka harus mengencangkan sabuk untuk menahan rasa lapar yang melilit. Dan banyak lagi pekerjaan-pekerjaan yang ekstrim dari wanita yang bisa membahayakan hidupnya. Maka dari itu, wania sudah sewajarnya mendapat perlakuan yang layak. Dan kita bisa bercermin dari contoh di atas, bahwa wanita adalah sosok yang benar-benar berperan dalam kehidupan ini.
Saking ayiknya, bekerja ataupun berkarir, terkadang wanita mendapatkan perlakuan kekrasan dan juga penyimpangan oleh kalangan tertentu. Penyimpangan itupun sering terjadi pada mereka. Pemerkosaan,pelecehan seksual dan juga kekerasan fisik. Seperti halnya, yang terjadi pada Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja diluar negeri. Mereka diperlakuakn bukan layaknya seperti manusia oleh para majikannya. Bahkan,ada yang sampai dibunuh. Bukankah itu sangat tidak manusiawi? Mereka bekerja di negeri ‘orang’ bukan untuk disiksa namun untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka yang ada di negeri asal mereka, Indonesia tercinta. Namun, nasib tinggallah nasib. Maka disini diperlukan perhatian dari semua kalangan agar menjaga keselamatan dan kenyamanan para wanita yang bekerja baik yang berkarir didalam ataupun diluar negeri.
Oleh karena itu, peranan wanita sangatlah penting bagi kehidupan ini. Mereka memiliki ketelitian dan kecerdikan dalam mengelola kehidupan berkeluarga. Mereka juga rela melawan bahaya demi mencari sesuap nasi demi membantu untuk mencari nafkah sang suami. Tak ayal mereka harus berjuang seperti itu demi melawan kerasnya dunia ini. Namun, ada juga wanita yang harus bekerja diluar negeri yang sangatlah rentan dengan perlakuan keras dari para pelaku yang tidak manusiawi yang tidak memperlakukan wanita sebagaimana mestinya. Semua hal yang terangkum diatas, dapat dikatakan bahwa selain memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, wanita juga menjadi pahlawan yang penuh kesetiaan demi melanjutkan hidup ini. Semoga raihan titel pahlawan terhadap wanita menjadikan mereka lebih baik dalam berkarya dan terus berkarir dalam menapaki tangga kehidupan yang kian hari kian menanjak.