Jumat, 11 November 2011

Kisah Hamlet dan Suara Hatinya

Hamlet adalah salah satu karya William Shakespeare yang paling terkenal. Sudah banyak sutradara yang mengangkat ksiah ini sebagai film layar lebar. Karya ini juga menjadi literature untuk kalangan mahasiswa yang mengambil kesusastraan. Berikut adalah cerita singkat dari pangeran Hamlet.

Hamlet adalah seorang pangeran di negara Denmark. Ayahnya baru meninggal dan pamannya Claudius naik tahta. Selain itu pamannya juga menikahi ibu Hamlet, Gertrude. Hal ini membuat Hamlet merasa sangat sedih.
Pada saat yang sama, beberapa teman Hamlet melihat hantu yang mengaku dirinya ayah Hamlet. Ketika Hamlet juga melihat hantu ini, ia disuruh untuk membalas dendam karena Claudius telah membunuhnya. Hamlet pura-pura gila untuk menjebak Claudius.
Selain itu, Hamlet juga mengundang beberapa aktor untuk mementaskan cerita yang ia tulis sendiri. Ceritanya adalah tentang seseorang yang membunuh raja dengan cara menuangkan racun di lubang telinganya. Waktu cerita ini dipentaskan, Claudius menjadi merasa sangat bersalah dan pergi sebelum pertunjukkan berakhir.
Hamlet bertanya kepada Gertrude mengenai kematian ayahnya. Ketika Gertrude tidak mau mengaku, Hamlet menjadi marah dan waktu melihat seseorang sedang bersembunyi di belakang tirai ia menusuknya. Tak disangka ini adalah Polonius, penasehat Claudius. Polonius meninggal dan kedua anaknya Laertes dan Ophelia berkabung. Ophelia sebenarnya telah jatuh cinta pada Hamlet, namun karena hal ini ia menjadi gila dan tenggelam di sungai.
Setelah ini, Claudius mengirim Hamlet ke Inggris untuk belajar di sana, walaupun tujuan sebenarnya adalah untuk mengusir Hamlet dari Denmark. Ia dan sahabat karibnya Horatio kemudian kabur dari kapal yang membawanya ke Inggris dan kembali ke Denmark. Di sana Hamlet tidak sengaja melihat prosesi pemakaman Ophelia dan karena sedihnya ia loncat masuk ke dalam liang kubur Ophelia. Laertes yang melihat hal ini menjadi marah dan ingin membalas kematian ayahnya. Ia pun menantang Hamlet untuk duel pedang.
Sebelum duel, pedang Laertes telah diberi racun oleh Claudius. Selain itu anggur Hamlet pun diracun. Pada kedua putaran pertama, Hamlet menang melawan Laertes dan Gertrude meminum anggur Hamlet untuk memberi semangat. Di putaran selanjutnya Hamlet terluka dengan pedang Laertes. Namun ia kemudian bertukar pedang dan berhasil melukai Laertes juga. Sebelum mati karena racun, Laertes mengaku telah bersekongkol dengan Claudius. Hamlet pun membunuh Claudius. Akhirnya baik Gertrude maupun Hamlet sendiri juga tewas karena racun yang sama.

Ini adalah sebagian pembicaraan yang ada dalam hati Hamlet yang kini banyak dipakai sebagai kata-kata mutiara dan menjadi penyemangat dalam segala hal.

To be, or not to be: that’s the question:
Whether ‘tis nobler in the mind to suffer
The sling s and arrows of outrageous fortune,
Or to take arms against a sea of trouble,
And by opposing end them, to die : to sleep;
No more; and by a sleep to say we end
The heart-ache, and the thousand natural shocks
That flesh is heir to, ‘tis a consummation
Devoutly to be wish’d. To die, to sleep;
To sleep: perchance to dream: ay, there’s the rub
For in that sleep of death what dreams may come,
When we have shuffled off this mortal coil
Must give us pause: there’s the respect
That makes calamity of so long life
…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar