Selasa, 08 Maret 2011

Hidayah untuk Sebuah Persahabatan

Sebagai seorang pemandu wisata atau yang lebih tren-nya di sebut sebagai guide, Rika memang bersemangat dalam bekerja,cekatan, supel, ramah,penyabar dan pastinya pintar. Dibekali dengan nilai TOEFL yang mumpuni sekitar 490, dia sudah mampu bercengkrama dengan baik dengan turis asing. Sehingga tak ayal memiliki banyak teman dari belahan dunia lain yang terpisahkan antara pulau dan samudera yang luas. Namun ada salah seorang turis asing yang berteman akrab dengannya. Namanya Katlyn Trigger. Dia turis asal Kanada yang sering berkunjung ke tempat-tempat di Indonesia, khususnya daerah Banjarmasin. Katlyn menganggap Banjarmasin adalah kota yang indah dan terunik didunia karena Pasar Terapung, tempat orang berjualan di sungai-sungai dengan menggunakan perahu kecil, hanya ada satu didunia seperti yang di bacanya di artikel-artikel internet.

Saat dia melakukan perjalanan di daerah Banjarmasin atau yang sering di panggil kota seribu sungai. Diapun ditemani oleh Rika yang selalu memberitahunya seluk-beluk dan sejarah Kota Banjarmasin. Merekapun langsung akrab dan serasa seperti adik-kakak. Tak ayal merekapun satu sama lain menceritakan masalah pribadi masing. Namun
Rika terkejut ketika mendengar kisah Rika yang sudah ditinggalkan suaminya pergi kehadapanNya. Maka dari itu Katlyn ingin menenangkan dirinya dengan cara berlibur keluar negeri. Rikapun terharu dan memberikan ketenangan untuknya.

Seketika adzan pun terdengar, Rika yang bersifat religius langsung mencari mesjid terdekat untuk mencari kenikmatan ibadah shalat ashar. Katlyn mempersilahkannay untuk shalat. Setelah Rika selesai shalat, Katlyn pun bertanya kenapa dia musti shalat. Rikapun menjelaskan bahwa selain sebagai kewajiban shalat dapat memberikan ketenangan bagi yang melaksanakannya. Katlynpun mulai penasaran dengan arti shalat sebenarnya. Rika juga menjelaskan bahwa ada yang membuatnya hatinya semakin tenang yaitu membaca Al-Qur’an. Merekapun saling bertukar pikiran satu sama lain. Dengan antusias Katlyn menjadi pendengar yang baik ketika Rika memberikan argumennya tentang shalat dengan membaca Al-Qur’an diselingi dengan tawa-tawa kecil yang terdengar.

Hari-hari berlalu, Rikapun harus berpisah dengan Katlyn karena dia harus kembali ke Kanada karena masa cutinya akan habis lusa. Dia akan kembali bekerja. Rikapun mengantarnya ke Bandara dan mengucapkan salam perpisahan dengan Katlyn setelah membekaskan pelukan rindu kepada Rika. Katlyn-pun berpesan padanya bahwa kita akan terus berkomunikasi walaupun jarak memisahkan. Pesawatpun berangkat dan meninggalkan kenangan yang indah bagi Rika. Dia merasa bahwa Katlyn adalah seorang sahabat yang baik.

Walaupun jarak memisahkan mereka, surat adalah andalan yang tepat untuk menjalin komunikasi. Mereka saling mengirim surat satu sama lain. Dan yang membuat Rika terkejut adalah bahwa Katlyn sudah mulai mempelajari makna shalat dan Al-Qur’an. Rika sangat senang dan meras gembira. Katlyn mengatakan bahwa dia bergabung dengan komunitas muslim di Kanada. Dia mengikuti pengajian-pengajian yang dilaksanakan disana dengan openuh antusias mempelajari seluk beluk Islam lebih jauh. Meskipun dia masih non-muslim, warga disana dengan senang hati memahami Islam kepada Katlyn. Rika dengan gembira menyatakan dalam surat balasannya kepada Katlyn. Rika pun meneteskan air mata ketika menuliskannya. Diapun bersaksi dalam hatinya bahwa Allah benar-benar maha besar siapapun akan mendapat hidayahnya dari mana saja. Walaupun Katlyn masih memepelajari Islam tapi Rika senang, diapun ikut memberikan sedikit pelajaran tentang Islam di setiap lembaran suratnya.

Enam bulanpun mereka saling surat menyurat. Katlyn yang mendapatkan bimbingan ganda dari kounitas muslim Kanada dan dari Rika. Dan dengan menyebut Alhamdulilah, akhirnya di bulan yang ketujuh Katlyn menjadi muslim. Rikapun langsung melakukan sujud syukur mendengar kabar itu melalui surat yang diterimanya. Katlyn sudah menjadi seorang mualaf. Diapun menyelipkan fotonya yang mengenakan jilbab seperti Rika berpakaian. Rika menangis haru melihat foto itu. Dia mendengar bahwa Katlyn sudah shalat dan membaca dengan benar. Lebih-lebih, diapun sudah merasakan ketenangan hati yang mendalam memeluk agama Islam. Dia mengungkapkan bahwa shalat itu bak air yang diperlukan tanaman yang akam mati apabila tidak mendapatkannya. Begitu pula jiwa bak tanaman yang layu bahkan mati apabila shalatnya di tinggalkan. Merekapun masih saling berteman hingga saat ini. Hingga mereka sudah berumur dan rambut yang sudah mulai memutih. Persahabatan mereka memang sangat tulus dan indah. Allah kali ini memberikan hidayah melewati sebuah persahabatan dua manusia. Allahuakbar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar